Sedikit penjelasan dalam bahasa Jawa "Kerata"
berarti memahami asal usul.
Dalam hal ini asal usul bahasa ditinjau dari suku katanya.
Kerata Basa merupakan bagian kecil dari kegiatan berbahasa
orang Jawa
yang sering digunakan untuk memperjelas dan menambahkan
keindahan berbicara.
1. GARWA, Sigaraning Nyowo (Belahan Jiwa). Inilah ketika
"Aku" dan "Kamu" telah menjadi "Kita". Pilihlah
belahan jiwamu atau pasangan hidupmu dengan hati-hati agar kamu tidak menyesal
dikemudian hari.
2. KRIKIL, Keri Ing Sikil (Tertinggal di Telapak Kaki). Kita
tak akan jatuh karena gunung yang tinggi, tapi bisa jadi oleh batu kecil yang
sering kita lewati. Lalui ujian dan halangan dalam hidup dengan
bersungguh-sungguh dan disertai doa, jadikan halangan maupun ujian hidup
sebagai pelajaran niscaya kamu akan menerima hasil dari jerih payahmu.
3. TUMPENG, Tumindak sing Lempeng (Berperilaku yang Baik).
Berbuat baiklah pada sesama dalam segala hal niscaya Tuhan YME akan membalas
kebaikanmu, walaupun tidak sekarang mungkin nanti dengan tangan yang lain
ataupun diwaktu dan tempat yang lain pula. Niat yang baik, perilaku yang baik
menjadi satu cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.
4. KUPAT, Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan). Berani mengakui
kesalahan bisa menjadi satu sumber perdamaian. Dalam hidup janganlah takut
untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada sesama terutama kepada sang
pencipta. Tidak ada salahnya bila kita berbuat kesalahan untuk meminta maaf
terlebih dahulu, jangan ditunda-tunda sebelum terlalu lama dan menjadi canggung
untuk meminta maaf.
5. WEDANG, Gawe Kadang (Menciptakan Persaudaraan). Secangkir
air minum bisa menambah dan mempererat persaudaraan dapat juga memulai sebuah
pertemanan dan akhirnya menjadi saudara. Mulailah berbagi.
6. PIRING, Sepi yen Miring (Sepi jika Miring). Jangan enggan
berbagi rejeki dengan orang lain, karena banyak teman juga akan mendatangkan
banyak rejeki. Jika kita mempunyai rejeki lebih jangan lupa untuk berbagi
kepada sesama, ingat masih banyak saudara kita diluar sana yang masih
membutuhkan uluran tangan kita maka mulailah dari sekarang.
7. GURU, Digugu lan Ditiru (Dipercaya dan Dicontoh). Guru bukan
hanya pengajar tapi ia juga pendidik yang bisa dipercaya dan dapat dijadikan
panutan bagi murid-muridnya. Jasa seorang guru sangatlah besar kita tidak akan
menjadi seperti sekarang ini jika tidak ada guru (guru sekolah, guru mengaji,
orang tua, dll). Maka ingatlah jasanya dan hormati selalu jasa guru, niscaya
ilmu kita akan bermanfaat.
8. DHALANG, Ngudhal Piwulang (Membeberkan Ajaran/Pengetahuan).
Dengan modal pengetahuan, kemantapan hati dan pikiran, keterampilan serta
perilaku yang baik siapapun bisa "menjadi dhalang" bagi
lingkungannya. Pengajaran dalam arti kebaikan akan selalu menang pada akhirnya
walaupun terkadang sangatlah susah.
9. TEBU, Anteb ing Kalbu (Kemantapan dalam Hati). Lakukan semua
tindakan dengan memantapkan diri dan disertai doa niscaya semua akan tercapai,
dengan kesungguhan hati akan bisa menjadi pribadi yang selalu siap menghadapi
berbagai rintangan.
10. TUWA, Ngenteni Metune Nyawa (Menunggu Keluarnya Nyawa/Ajal
Tiba). Persiapan diri kita sebelum tua agar tidak menyesal dikemudian hari,
apapun yang dibanggakan menjadi tua adalah kepastian.
11. NGELMU, Angele yen Durung Ketemu (Susah jika Belum
Didapati). Hal ini berarti semua hal akan mudah dilakukan jika sudah mengetahui
ilmunya. Kata hadist mengatakan carilah ilmu dari ayunan hingga keliang lahat.
12. CENGKIR, Kenceng ing Pikir (Kuat dalam Pikiran). Pecaya pada
diri sendiri, jauhkan dari keraguan agar bisa menjadi modal untuk lebih maju
dan selalu berpikir positif dalam segala hal terutama dalam pergaulan
sehari-hari. Jangan selalu berprasangka buruk terhadap sesama karena
berprasangka buruk akan membuat hati kita menjadi kotor dan menimbulkan dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar